Gambar 1.1 tanaman diselimuti es |
Jika dalam waktu dekat anda mengunjungi wisata Dieng, Jawa Tengah, kemungkinan besar anda bisa melihat salju atau embun es yang menutupi permukaan tanah dan lahan pertanian di sana.
Fenomena ini terjadi karena cuaca di wisata Dieng lebih dingin, terutama saat musim kemarau seperti sekarang.
Hal ini terjadi karena tanah Wisata Dieng lebih mudah menyerap panas dan lebih mudah melepaskan panas. Apalagi, ditambah dengan topografi wisata Dieng berupa dataran tinggi sehingga berdampak pada suhu udara yang dapat mencapai nol derajat celsius dan menyebabkan uap air atau embun membeku.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, mengatakan bahwa masyarakat Jawa mengenali kondisi ini dengan istilah musim bediding, yaitu ketika adanya perubahan signifikan suhu di awal musim kemarau. Akibat adanya perubahan suhu tersebut muncullah fenomena embun es di Wisata Dieng.
Harry Tirto, Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan udara dingin yang terjadi di Jawa, Bali, hingga kepulauan di Nusa Tenggara memang sudah biasa pada puncak musim kemarau karena adanya aliran udara dingin.
Masyarakat wisata Dieng biasa menyebut kejadian ini dengan istilah bun upas yang berarti embun beracun. Strukturnya mirip salju, padahal ini adalah embun es. Memang tak mengandung zat berbahaya, tetapi embun tersebut bisa mematikan bagi tanaman.
Bun upas pun sebenarnya bukan fenomena baru. Ini biasa terjadi setiap musim kemarau, mulai Juli hingga Oktober. Pada waktu ini, suhu di Dieng bahkan bisa mencapai minus empat derajat celsius. Suhu terendah bisa dirasakan saat dini hari hingga pukul tujuh pagi.
Bun upas merupakan fenomena membekunya embun karena konsentrasi awan yang berjarak dekat permukaan tanah. Oleh karena itu, tanaman, rerumputan, bebatuan yang terkena embun pun membeku.
Gambar 1.2 dieng diselimuti es |
Bun upas juga sering menempel di rumput atau tanaman yang dekat dengan permukaan tanah, tetapi jarang muncul di dedaunan atau pohon yang tinggi.
Tak dapat diperkirakan kapan bun upas akan hadir secara pasti, tetapi ada tanda yang bisa diamati untuk melihat apakah embun es akan muncul, yaitu saat suhu rata-rata di Dieng malam hari turun hingga di kisaran titik beku. Hampir bisa dipastikan keesokan paginya akan ada embun es.
Jadi, kemunculan bun upas dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi embun saat terbentuknya embun es. Semakin rendah suhu, biasanya embun es semakin tebal.
Oleh karena kondisinya yang unik ini, banyak wisatawan penasaran ingin melihat langsung fenomena alam di Dieng tersebut.
Jika Anda berminat, agar tetap aman dan nyaman, sebaiknya siapkan beberapa barang seperti jaket tebal atau windbreaker, penutup kepala, sarung tangan, dan minyak kayu putih.
Untuk sampai ke Dieng, Anda bisa menggunakan bus atau kendaraan pribadi dari Yogyakarta dengan perkiraan waktu tempuh selama 4 jam. Perjalanan dimulai dari pusat kota Yogyakarta ke arah Magelang, Temanggung, kemudian berlanjut ke Wonosobo.
Jika Anda dari Semarang, bisa melewati jalur Ungaran, Bawen, Ambarawa, Secang, Temanggung, dan Wonosobo.
Dari kota lain, bisa menuju ke Yogyakarta atau Semarang terlebih dahulu atau naik kereta ke stasiun Purwokerto dan dilanjutkan dengan naik bus atau menyewa mobil.
Namun, jika menginginkan perjalanan yang lebih mudah, bisa juga mengikuti open trip. Sebagai gambaran, open trip ke wisata Dieng dari Jakarta biayanya mulai dari Rp600 ribuan. Biaya tersebut sudah termasuk transportasi dari dan ke Jakarta, penginapan di Dieng, makan, tiket masuk objek wisata, dan ada pemandu wisata.
Untuk aktivitas yang bisa dilakukan di wisata Dieng antara lain mengunjungi mata air abadi “Tuk Bimo Lukar”, Kompleks Candi Arjuna, Dieng Volcanic Theater, Telaga Warna, Batu Pandang, dan Bukit Sikunir.
Kalau anda ingin melihat fenomena bun upas, cobalah menuju ke kawasan Kompleks Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara hingga Bukit Sikunir.
Posting Komentar untuk "DIENG SALAH SATU WISATA BERSALJU DI JAWA "