Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan kembali mengunjungi Dataran Tinggi Dieng. Meskipun bukan kunjungan yang pertama kalinya tapi yang namanya rejeki tentu baiknya tidak ditolak, apalagi gratisan dan tinggal berangkat saja.
Untuk lokasi wisatanya memang sudah tidak seantusias saat pertama kali datang ke sini akan tetapi selama di perjalanan dan kebersamaan dengan teman-teman tentu barang langka yang tidak sering kali bisa ditemui.
Karena mayoritas yang ikut berpelesiran adalah ibu-ibu, tentu wajib hukumnya di akhir kunjungan harus menyempatkan diri melakukan kegiatan belanja. Sudah barang wajib yang harus didatangi adalah pusat oleh-oleh yang banyak bermunculan di sekitar lokasi Wisata Dieng. Karena kemarin berkunjung ke Dieng melalui jalur Wonosobo maka pulangnya pun berbelanja di pusat oleh-oleh di daerah Wonosobo. Sayang juga memang, sebagai orang Banjarnegara yang notabene memiliki bagian di Dieng tapi pulangnya malah membelanjakan uang di kabupaten tetangga. Tapi apa daya, alasan kepraktisan dan juga akses jalan yang mudah membuat banyak orang memilih jalur dari kabupaten tetangga.
Carica sendiri adalah sejenis tanaman suku pepaya-pepayaan atau orang lebih familiar dengan sebutan pepaya khas wisata Dieng.
Warga wisata Dieng biasa menyebutnya sebagai "karika" atau pepaya Dieng. Buahnya berukuran lebih kecil dari pepaya yang biasa kita lihat di pasar.
Nama latinnya adala Vasconcellea cundinamercensis, asalnya dari pegunungan tinggi Andes di Amerika Selatan. Carica tumbuh subur di Dieng yang tingginya 1.500-3.000 di atas permukaan laut. Warga Wisata Dieng mengolah Carica menjadi manisan buah, sirup, keripik sampai dodol
ada cuaca yang dingin dan lembab membuat pertumbuhan jamur menjadi sangat cepat. Termasuk di Dieng ini. Olahan jamur merang dapat kita temui dalam bentuk kripik jamur dieng yang banyak dijual oleh para penduduk sekitar terutama di pintu masuk kompleks candi Arjuna.
Saya sendiri sebenarnya kurang suka dengan aroma jamur yang menurut saya rasanya agak apek dan baunya yang juga tidak beda jauh. Tapi bagi yang suka tentu akan menjadi sajian yang khas apalagi dinikmati saat masih hangat-hangatnya. Sebaiknya hati-hati saat membeli oleh-oleh yang dalam bentuk keripik semcam ini karena terkadang ada beberapa yang bau tengik walaupun tanggal kedaluarsanya masih lumayan lama.
Camilan yang terbuat dari singkong dan juga ubi ini merupakan cemilan atau jajanan khas saya sendiri saat masih kecil. Saat pergi ke kota, saya biasanya menyempatkan untuk membeli beberapa bungkus grebi ini.
Grebi bisa terbuat dari bahan singkong atau juga ubi yang diperet atau diserut kecil-kecil untuk kemudian digoreng untuk kemudian dicampur dengan cairan gula jawa plus jahe hingga tercampur rata dan hasil akhirnya adalah dibentuk bulat-bulat dengan cara dikepal-kepal.
Biarpun kalau disayur masih terasa pahit akan tetapi saat digoreng dan diberi tepung untuk kemudian dijadikan keripik tentu rasanya akan menjadi lain.
Orang Indonesia dikenal sebagai penghasil aneka keripik yang khas, mulai dari apel, semangka hingga daun sirih yang kesemuanya bisa dijadikan keripik.
Nama unik tersebut antara lain:
a.Cokelat Enteng Jodoh
b.Cokelat Tolak Miskin
d.Cokelat Anti Galau
Praktis cokelat-cokelat tadi sukses membuat kami tersenyum dan sesekali dijadikan bahan becandaan bagi yang masih jomblo. Harganya memang lumayan mahal jadi kami kebanyakan cuma menjadikannya sebagai bahan lucu-lucuan untuk berfoto.
elut dijadikan kripik? Apa sih yang tidak bisa dijadikan keripik oleh orang Indonesia? Hewan yang terkenal licin dan menjijikan bagi saya ini selain bisa digoreng dan dicocol dengan sambel ternyata bisa juga dijadikan sebagai keripik dengan tepung yang membuatnya menjadi lebih krispi. Di daerah Sumatera Barat sana malah belut dikeringkan dan dibentangkan panjang dengan menggunakan sebilah bambu untuk tujuan agar lebih awet. Saat hendak memasaknya kita tinggal merendamnya dengan air hangat atau panas untuk kemudian dimasak sesuai selera.
Sebenarnya sudah bisa ditebak kalau isinya adalah keripik pisang atau orang kampung tempat tinggal kami menyebutnya seriping pisang.
Cemilan yang satu ini sudah ada sejak saya masih kecil dan rasanya selalu sama dari masa ke masa. Pada jaman dahulu seriping pisang ini biasa disajikan saat acara pernikahan maupun sunatan ketika ada orang yang menggelar hajatan.
Yang membuat menarik adalah keripik ini diberinama keripik pisang Abi yang notabene saat saya memfoto produk ini kebetulan bernama Umi. Secara tidak langsung membuat kami tertawa karena seperti sedang menyapa suaminya dengan panggilan Abi apalagi identik dengan pisang yang mana sering diplesetkan dengan hal-hal berbau mesum hehehe.
Itulah 10 macam oleh-oleh khas Dieng versi saya pribadi yang beberapa waktu yang wajib kamu beli.
Untuk lokasi wisatanya memang sudah tidak seantusias saat pertama kali datang ke sini akan tetapi selama di perjalanan dan kebersamaan dengan teman-teman tentu barang langka yang tidak sering kali bisa ditemui.
Karena mayoritas yang ikut berpelesiran adalah ibu-ibu, tentu wajib hukumnya di akhir kunjungan harus menyempatkan diri melakukan kegiatan belanja. Sudah barang wajib yang harus didatangi adalah pusat oleh-oleh yang banyak bermunculan di sekitar lokasi Wisata Dieng. Karena kemarin berkunjung ke Dieng melalui jalur Wonosobo maka pulangnya pun berbelanja di pusat oleh-oleh di daerah Wonosobo. Sayang juga memang, sebagai orang Banjarnegara yang notabene memiliki bagian di Dieng tapi pulangnya malah membelanjakan uang di kabupaten tetangga. Tapi apa daya, alasan kepraktisan dan juga akses jalan yang mudah membuat banyak orang memilih jalur dari kabupaten tetangga.
MANISAN CARICA
Gambar 1.1 carica |
Warga wisata Dieng biasa menyebutnya sebagai "karika" atau pepaya Dieng. Buahnya berukuran lebih kecil dari pepaya yang biasa kita lihat di pasar.
Nama latinnya adala Vasconcellea cundinamercensis, asalnya dari pegunungan tinggi Andes di Amerika Selatan. Carica tumbuh subur di Dieng yang tingginya 1.500-3.000 di atas permukaan laut. Warga Wisata Dieng mengolah Carica menjadi manisan buah, sirup, keripik sampai dodol
KERIPIK JAMUR
Gambar 1.2 keripik jamur |
ada cuaca yang dingin dan lembab membuat pertumbuhan jamur menjadi sangat cepat. Termasuk di Dieng ini. Olahan jamur merang dapat kita temui dalam bentuk kripik jamur dieng yang banyak dijual oleh para penduduk sekitar terutama di pintu masuk kompleks candi Arjuna.
Saya sendiri sebenarnya kurang suka dengan aroma jamur yang menurut saya rasanya agak apek dan baunya yang juga tidak beda jauh. Tapi bagi yang suka tentu akan menjadi sajian yang khas apalagi dinikmati saat masih hangat-hangatnya. Sebaiknya hati-hati saat membeli oleh-oleh yang dalam bentuk keripik semcam ini karena terkadang ada beberapa yang bau tengik walaupun tanggal kedaluarsanya masih lumayan lama.
GREBI
Gambar 1.3 grebi |
Camilan yang terbuat dari singkong dan juga ubi ini merupakan cemilan atau jajanan khas saya sendiri saat masih kecil. Saat pergi ke kota, saya biasanya menyempatkan untuk membeli beberapa bungkus grebi ini.
Grebi bisa terbuat dari bahan singkong atau juga ubi yang diperet atau diserut kecil-kecil untuk kemudian digoreng untuk kemudian dicampur dengan cairan gula jawa plus jahe hingga tercampur rata dan hasil akhirnya adalah dibentuk bulat-bulat dengan cara dikepal-kepal.
KERIPIK PARE
Gambar 1.4 keripik pare |
Biarpun kalau disayur masih terasa pahit akan tetapi saat digoreng dan diberi tepung untuk kemudian dijadikan keripik tentu rasanya akan menjadi lain.
Orang Indonesia dikenal sebagai penghasil aneka keripik yang khas, mulai dari apel, semangka hingga daun sirih yang kesemuanya bisa dijadikan keripik.
ANEKA COKELAT UNIK
Untuk oleh-oleh yang satu ini, saya merasa tidak terlalu khas Dieng akan tetapi lebih ke hasil dari produk khas Garut dengan Chocodotnya. Akan tetapi saat kami ke toko oleh-oleh kami menemukan berbagai macam varian cokelat dengan nama yang unik dan sungguh menarik perhatian para pengunjungnya.Nama unik tersebut antara lain:
a.Cokelat Enteng Jodoh
Gambar 1.5 coklat enteng jodoh |
b.Cokelat Tolak Miskin
Gambar 1.6 coklat tolak miskin dan anti galau |
d.Cokelat Anti Galau
Praktis cokelat-cokelat tadi sukses membuat kami tersenyum dan sesekali dijadikan bahan becandaan bagi yang masih jomblo. Harganya memang lumayan mahal jadi kami kebanyakan cuma menjadikannya sebagai bahan lucu-lucuan untuk berfoto.
KERIPIK BELUT
Gambar 1.7 keripik belut |
elut dijadikan kripik? Apa sih yang tidak bisa dijadikan keripik oleh orang Indonesia? Hewan yang terkenal licin dan menjijikan bagi saya ini selain bisa digoreng dan dicocol dengan sambel ternyata bisa juga dijadikan sebagai keripik dengan tepung yang membuatnya menjadi lebih krispi. Di daerah Sumatera Barat sana malah belut dikeringkan dan dibentangkan panjang dengan menggunakan sebilah bambu untuk tujuan agar lebih awet. Saat hendak memasaknya kita tinggal merendamnya dengan air hangat atau panas untuk kemudian dimasak sesuai selera.
KERIPIK PISANG
Gambar 1.8 keripik pisang |
Sebenarnya sudah bisa ditebak kalau isinya adalah keripik pisang atau orang kampung tempat tinggal kami menyebutnya seriping pisang.
Cemilan yang satu ini sudah ada sejak saya masih kecil dan rasanya selalu sama dari masa ke masa. Pada jaman dahulu seriping pisang ini biasa disajikan saat acara pernikahan maupun sunatan ketika ada orang yang menggelar hajatan.
Yang membuat menarik adalah keripik ini diberinama keripik pisang Abi yang notabene saat saya memfoto produk ini kebetulan bernama Umi. Secara tidak langsung membuat kami tertawa karena seperti sedang menyapa suaminya dengan panggilan Abi apalagi identik dengan pisang yang mana sering diplesetkan dengan hal-hal berbau mesum hehehe.
Itulah 10 macam oleh-oleh khas Dieng versi saya pribadi yang beberapa waktu yang wajib kamu beli.
Posting Komentar untuk "JAJANAN YANG WAJIB KAMU BELI DI DIENG"